Baja
Baja adalah paduan besi-karbon yang mengandung
konsentrasi lain yang cukup
sebagai paduannya. Ada ribuan paduan yang memiliki komposisi berbeda. Sifat mekanik
sensitif terhadap kandungan karbon, yang biasanya kurang dari 1,0%. Baja yang lebih umum dapat diklasifikasikan
menurut konsentrasi karbonnya yaitu ke dalam karbon rendah, menengah, dan
tinggi. Baja karbon (plain carbon steel) hanya mengandung
konsentrasi karbon dan sedikit mangan. Untuk baja paduan (alloy steel), lebih banyak unsur-unsur paduan yang sengaja
ditambahkan dalam konsentrasi tertentu untuk
mendapatkan sifat baja yang diinginkan. Baja dapat
diklasifikasikan seperti gambar dibawah ini.
Klasifikasi Baja Karbon
Menurut kadar karbon, secara umum baja dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel)
Pada umumnya mengandung kandungan karbon (C) kurang dari 0,25% dan tidak responsif terhadap perlakuan panas untuk membentuk martensit, Penguatan dicapai dengan pengerjaan dingin (cold work). Mikrostruktur terdiri dari unsur ferit dan senyawa perlit. Sebagai konsekuensinya, paduan ini relatif lembut dan lemah namun memiliki kemampuan yang luar biasa daktilitas dan ketangguhan, Selain itu, mampu mesin, mampu las dan dari semua baja, adalah yang paling murah untuk diproduksi. Aplikasi yang umum termasuk digunakan pada bodi mobil, bentuk balok struktural (balok I, dan besi sudut), dan lembaran yang digunakan pada jaringan pipa, bangunan, jembatan, dan kaleng timah.
Baja karbon rendah biasanya memiliki kekuatan luluh 275 MPa (40.000 psi), kekuatan tarik antara 415 dan 450 MPa (60.000 dan 80.000 psi), dan keuletan 25% dari elongasi.
2. Baja Karbon Sedang (Medium Carbon Steel)
Menurut kadar karbon, secara umum baja dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel)
Pada umumnya mengandung kandungan karbon (C) kurang dari 0,25% dan tidak responsif terhadap perlakuan panas untuk membentuk martensit, Penguatan dicapai dengan pengerjaan dingin (cold work). Mikrostruktur terdiri dari unsur ferit dan senyawa perlit. Sebagai konsekuensinya, paduan ini relatif lembut dan lemah namun memiliki kemampuan yang luar biasa daktilitas dan ketangguhan, Selain itu, mampu mesin, mampu las dan dari semua baja, adalah yang paling murah untuk diproduksi. Aplikasi yang umum termasuk digunakan pada bodi mobil, bentuk balok struktural (balok I, dan besi sudut), dan lembaran yang digunakan pada jaringan pipa, bangunan, jembatan, dan kaleng timah.
Baja karbon rendah biasanya memiliki kekuatan luluh 275 MPa (40.000 psi), kekuatan tarik antara 415 dan 450 MPa (60.000 dan 80.000 psi), dan keuletan 25% dari elongasi.
2. Baja Karbon Sedang (Medium Carbon Steel)
Pada dasarnya
sama dengan baja karbon rendah, hanya saja kandungan karbonnya antara 0,30 –
0,60% dan kandungan mangan 0,60 – 1,65%. Paduan ini bisa dilakukan perlakuan
panas seperti austenitizing, quenching, dan tempering untuk memperbaiki sifat
mekaniknya. Biasanya baja ini digunakan untuk bagian mesin seperti shaft,
axle, roda gigi, crackshaft, kopling dan sebagainnya. Baja karbon
sedang dengan kandungan karbon 0,4 - 0,60% juga sering digunakan untuk rel
kereta api, roda kereta api dan poros rel kereta.
3. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi, yang biasanya memiliki kandungan karbon antara 0,60 dan 1,4 %, adalah baja karbon paling keras, paling kuat, dan getas. Baja karbon tinggi digunakan dalam kondisi keras dan tempering, tahan aus karena itu sangat sering dipakai pada alat potong. Biasanya mengandung kromium, vanadium, tungsten, dan molybdenum. Unsur-unsur paduan ini di gabungkan dengan karbon untuk membentuk kekerasan dan tahan aus senyawa karbida (misalnya Cr23C6, V4C3, dan WC). Baja ini digunakan sebagai alat pemotong seperti pada pisau, pisau cukur, gergaji besi, pegas, dan kawat dengan kekuatan tinggi.
3. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi, yang biasanya memiliki kandungan karbon antara 0,60 dan 1,4 %, adalah baja karbon paling keras, paling kuat, dan getas. Baja karbon tinggi digunakan dalam kondisi keras dan tempering, tahan aus karena itu sangat sering dipakai pada alat potong. Biasanya mengandung kromium, vanadium, tungsten, dan molybdenum. Unsur-unsur paduan ini di gabungkan dengan karbon untuk membentuk kekerasan dan tahan aus senyawa karbida (misalnya Cr23C6, V4C3, dan WC). Baja ini digunakan sebagai alat pemotong seperti pada pisau, pisau cukur, gergaji besi, pegas, dan kawat dengan kekuatan tinggi.
Baja Paduan (alloy steel)
Baja paduan merupakan suatu baja karbon yang telah ditambahkan satu
atau lebih unsur-unsur tambahan ke dalamnya untuk menghasilkan sifat-sifat yang
dikehendaki, yang tidak dimiliki oleh baja karbon.
Baja paduan dibagi menjadi dua yaitu baja paduan rendah
(low alloy steel) yang memiliki
kandungan paduan kurang dari 8% dan baja paduan tinggi (high alloy steel) yang memiliki kandungan paduan lebih dari 8%.
Untuk baja paduan rendah, dibagi menjadi low
carbon alloy (HSLA), medium carbon
alloy (heat treatable) dan high carbon alloy (tool steel). Sedangkan baja paduan tinggi dibagi menjadi tool steel
dan stainless steel. (Callister and
Rethwisch, 2009).
Baja HSLA (High Strength Low Alloy)
Baja HSLA
adalah baja yang didesain untuk dapat memberikan sifat mekanik dan ketahanan
korosi yang lebih baik dibandingkan dengan baja karbon biasa. Komposisi kimia
dapat bervariasi tergantung dari sifat yang ingin dicapai, baja ini biasanya
memiliki kadar karbon rendah berkisar antara 0,05-0,25% C. Unsur tembaga,
vanadium, nikel, molibdenum juga biasa ditambahkan ke dalam baja jenis ini.
Baja HSLA memiliki tingkat kekuatan yang lebih baik dari pada baja karbon
rendah biasa, juga memiliki sifat ulet dan mampu mesin (machineability) yang baik. Sehingga sering digunakan untuk
konstruksi bangunan dan jembatan. (Callister dan Rethwisch, 2009).
Baja Perkakas (Tool
Steel)
Baja perkakas
(tool steel) adalah baja karbon, paduan, atau baja kualitas tinggi
yang dapat dikeraskan. Baja tersebut biasanya dilebur dalam tungku elektrik dan
diproduksi berdasarkan spesifikasi khusus. Baja ini banyak digunakan untuk
material hand tool, seperti cutting, shaping, forming, dan blanking. Aplikasi
baja perkakas sangat luas karena memiliki sifat tahan aus, kekuatan, dan
ketangguhan yang baik. Performa baja perkakas bergantung pada kadar karbon,
unsur paduan, dan proses perlakuan panas (Roberts dkk, 1998).
Klasifikasi baja perkakas telah dikembangkan oleh American Iron and Steel Institute (AISI). Sistem klasifikasi AISI
untuk baja perkakas berdasarkan beberapa karakteristik, seperti: paduan (tungsten
dan molibdenum), aplikasi pengerjaan dingin dan panas, atau perlakuan panas
(pendinginan air dan minyak). Tabel dibawah menunjukkan tujuh kelompok utama baja perkakas
yang diidentifikasi dengan simbol alfabet.
Tabel Klasifikasi baja perkakas (Avner, 1974)
Tabel Klasifikasi baja perkakas (Avner, 1974)
No
|
Kelompok
|
Simbol
|
Tipe
|
1
|
Water hardening
|
W
|
|
2
|
Shock resisting
|
S
|
|
3
|
Cold work
|
O
|
Oil hardening
|
A
|
Medium alloy air hardening
|
||
D
|
High carbon high carbon chromium
|
||
4
| Hot work |
H1-H19
|
Chromium base
|
H20-H39
|
Tungsten base
|
||
H40-H59
|
Molybdenum base
|
||
5
|
High speed
|
T
|
Tungsten base
|
M
|
Molybdenum base
|
||
6
| Mold |
P1-P19
|
Low carbon
|
P20-P39
|
Other type
|
||
7
|
Special purpose
|
L
|
Low carbon
|
F
|
Carbon tungsten
|
Penomoran Baja
American Iron and Steel Institute (AISI) dan Society of Automotive Engineers (SAE) mengklasifikasikan baja berdasarkan struktur utama, paduan dan kadar karbonya. Sistem penomoran baja terdapat dalam tabel dibawah ini.
Tabel Penomoran standar AISI-SAE baja karbon dan paduan (Oberg, 2009)
AISI-SAE
|
Type of steel and Nominal Alloy Content (%)
| |
10XX
11XX
12XX
15XX
23XX
25XX
31XX
32XX
33XX
34XX
40XX
44XX
41XX
43XX
43BVXX
47XX
81XX
86XX
87XX
88XX
93XX
94XX
97XX
98XX
46XX
48XX
50XX
51XX
50XXX
51XX
52XXX
61XX
72XX
92XX
9XX
XXBXX
XXlXX
|
Carbon Steels
Plain Carbon (Mn 1.00% max.)
Resulfurized
Resulfurized and Rephosphorized
Plain Carbon (Max. Mn range 1,00 to 1,65%)
Manganese Steels
Mn 1,75
Nickel Steels
Ni 3,50
Ni 5,00
Nickel–Chromium Steels
Ni 1,25; Cr 0,65 and 0,80
Ni 1,75; Cr 1,07
Ni 3,50; Cr 1,50 and 1,57
Ni 3,00; Cr 0,77
Molybdenum Steels
Mo 0,20 and 0,25
Mo 0,40 and 0,52
Chromium–Molybdenum Steels
Cr 0,50; 0,80; and 0,95; Mo 0,12; 0,20; 0,25; and 0,30
Nickel–Chromium–Molybdenum Steels
Ni 1,82; Cr 0,50 and 0,80; Mo 0.25
Ni 1,82; Cr 0,50; Mo 0,12 and 0.35; V 0,03 min.
Ni 1,5; Cr 0,45; Mo 0,20 and 0.35
Ni 0,30; Cr 0,40; Mo 0,12
Ni 0,55; Cr 0,50; Mo 0,20
Ni 0,55; Cr 0,50; Mo 0,25
Ni 0,55; Cr 0,50; Mo 0,35
Ni 3,25; Cr 1,20; Mo 0,12
Ni 0,45; Cr 0,40; Mo 0,12
Ni 0,55; Cr 0,20; Mo 0,20
Ni 1,00; Cr 0,80; Mo 0,25
Nickel–Molybdenum Steels
Ni 0,85 and 1,82; Mo 0,20 and 0,25
Ni 3,50; Mo 0,25
Chromium Steels
Cr 0,27, 0.40, 0.50, and 0.65
Cr 0,80, 0.87, 0.92, 0.95, 1.00, and 1.05
Cr 0,50; C 1,00 min.
Cr 1,02; C 1,00 min.
Cr 1,45; C 1,00 min.
Chromium–Vanadium Steels
Cr 0,60; 0,80; and 0,95; V 0,10 and 0;15 min
Tungsten–Chromium Steels
W 1,75; Cr 0,75
Silicon–Manganese Steels
Si 1,40 and 2,00; Mn 0,65; 0,82; and 0,85; Cr 0,00 and 0,65
High–Strength Low–Alloy Steels
Various SAE grades
B denotes boron steels
L denotes leaded steels | |
AISI | SAE | Stainlees Steel |
2XX
3XX
4XX
5XX |
302XX
303XX
514XX
515XX |
Chromium–Manganese–Nickel Steels
3XX 303XXChromium–Nickel Steels
4XX 514XX Chromium Steels
5XX 515XX Chromium Steels |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar